Monthly Archives: November 2010

Karena Surga Itu Manis

Jika ditanyakan kepada manusia, pilih surga atau neraka? Dengan informasi yang seadanya, dengan bekal informasi bahwa surga itu nikmat dan neraka itu menyeramkan, maka dengan lantang pasti akan memilih surga. Tapi, tahukah kita bahwa jalan menuju surga itu sulit dan jalan menuju neraka begitu mudah?

Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda (yang artinya): “Ketika Allah menciptakan surga, Dia berfirman kepada Jibril, ‘Pergi dan lihatlah (surga itu)’. Jibril pun pergi untuk melihatnya. Jibril kembali seraya berkata, ‘Tuhanku, demi keperkasaanMu, tidak seorang pun mendengar (tentang surga itu) kecuali dia (ingin) memasukinya’. Kemudian Allah Swt. mengelilingi (surga) dengan kesulitan-kesulitan (untuk mencapainya) dan berfirman kepada Jibril, ‘Wahai Jibril! Pergi (lalu) lihatlah (surga itu)’. Jibril pun pergi untuk melihatnya. (Jibril) kembali seraya berkata, ‘Tuhanku, demi keperkasaanMu, sungguh aku khawatir tidak seorang pun yang (dapat) memasukinya’.”

Rasulullah saw. juga bersabda: “Tatkala Allah Ta’ala menciptakan neraka, Dia berfirman, ‘Wahai Jibril! Pergi (lalu) lihatlah (neraka itu)’. Jibril pun pergi untuk melihatnya. (Jibril) kembali seraya berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi keperkasaanMu dan kemuliaanMu, tidak seorang pun mendengar (tentang neraka itu) kecuai ia tidak berkeinginan untuk memasukinya’. Kemudian Allah Swt. mengelilingi (neraka itu) dengan keinginan-keinginan syahwati dan berfirman kepada Jibril, ‘Wahai Jibril! Pergi dan lihatlah neraka itu’. Jibril pun pergi untuk melihatnya. Kemudian ia kembali dan berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi keperkasaanMu dan kemualiaanMu, sungguh aku khawatir bahwa tidak akan tersisa seorang pun kecuali akan memasukinya’.” (dalam penjelasan kitab Sunan Abu Daud, hlm. 13-14)

Selama hidup adalah ujian

Surga dan neraka adalah ganjaran bagi manusia sesuai dengan perbuatan atau amalannya selama di dunia. Bro en Sis, di sekolah atau di tempat kerja kita bisa berprestasi dalam belajar dan karir kita. Mereka yang berprestasi akan diganjar dengan berbagai macam penghargaan dan fasilitas yang baik. Allah Swt. menjadikan surga sebagai ganjaran bagi manusia yang bertakwa, dan neraka menjadi ganjaran yang pas bagi manusia yang membangkang perintahNya. Dan, perlu ditekankan bahwa hidup di dunia ini setiap detiknya adalah ujian. Ujian yang hasilnya akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah kelak di akhirat. Itu artinya, setiap hari kita harus menerima dan mengatasi berbagai ujian yang diberikan oleh Allah Swt.

Jangan bayangkan bahwa ujian selalu hal yang pasti sulit dan menderita, adakalanya ujian yang diberikan Allah Ta’ala justru kita rasakan sebagai nikmat dan istimewa. Memang benar, ujian yang mendera kita berupa rasa sakit dan kesulitan ekonomi seringkali membuat kita harus lebih banyak bersabar dan berdoa untuk tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan dan kekafiran. Tapi, jangan bayangkan pula jika kita diberikan kesehatan, kekayaan dan kekuasaan adalah semata sebagai kebahagiaan, karena sejatinya itu juga merupakan ujian dari Allah.

Nikmat kesehatan yang diberikan Allah Swt itu apakah akan mengantarkan kita untuk bersyukur atau malah sebaliknya, untuk ingkar kepada Allah? Nikmat kekayaan dan kekuasaan yang kita rasakan, apakah akan membuat kita bersyukur atau malah sombong dan dengan bebas menggunakan harta yang kita miliki untuk suka-suka tanpa aturan syariat Islam? Dengan kenyataan seperti ini, maka pantas jika kesehatan, kekayaan dan kekuasaan pun termasuk bagian dari ujian yang Allah berikan. Bergantung manusianya, apakah akan bersyukur atau malah kufur. Firman Allah Swt. (yang artinya): “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]: 7)

Memang banyak orang yang tak tahan dengan penyakit yang diderita dan kemiskinan yang mendera mereka sehingga mengambil jalan pintas untuk bunuh diri demi mengakhiri hidupnya yang menanggung rasa sakit yang berat, atau tega berbuat maksiat dengan cara menjarah harta yang bukan miliknya demi memenuhi kehidupan ekenominya yang tak kunjung menunjukkan grafik yang meningkat

Begitu pun bagi sebagian dari kita banyak yang tidak tahan menghadapi ujian berupa kesehatan, harta yang banyak dan juga kekuasaan. Jangan-jangan, kesehatan tubuh dan kekuasaan ternyata malah membuat kita merasa sombong, sebagaimana halnya dengan Fir’aun yang menganggap dirinya sebagai Tuhan, karena selama hidupnya memang dia nyaris tak pernah sakit berat ditambah pula dia memang punya tahta dan harta. Klop. Fir’aun jadi sombong. Sehingga ketika Musa mengajaknya untuk beriman kepada Allah, Fir’aun malah mendustakannya dan bahkan mendurhakainya. Allah Swt membeberkan kisah ini dalam firmanNya (yang artinya): “dan katakanlah (kepada Fir’aun): “Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)”. Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepadaNya?”. Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).” (QS an-Naazi’aat [79]: 18-26)

Ini kian meneguhkan bahwa selama kita masih hidup, ujian akan datang menghampiri kita selama itu. Karena hidup itu sendiri adalah ujian. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dan menjadikan kehidupan ini lebih bermakna berlandaskan keimanan kepada Allah Swt. Dzat yang telah menciptakan kita dan seluruh alam ini, termasuk surga dan neraka.

Itu sebabnya, jika kita ingin masuk surga, ada jalan yang harus kita lalui. Meski banyak rintangan, bukan berarti kita mundur untuk melaluinya. Karena surga begitu manis. Jangan pula tergoda memilih jalan yang bertabur syahwat meski itu sangat menyenangkan, karena pada akhirnya akan mengantarkan kita menuju neraka. Semua sudah dalam kekuasaan kita, apakah lebih memilih untuk masuk surga atau neraka. Dengan adanya pilihan tempat kembali di akhirat kelak, ini membuktikan bahwa dunia ini memang ujian dan Allah Swt. hanya akan memberikan tempat yang layak kepada mereka yang berhasil mengikuti petunjukNya. Sebaliknya Allah akan memberikan tempat yang buruk, yakni neraka bagi siapa saja yang menentangNya dan mendurhakaiNya.

Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan hadist yang diriwayatkan Abu Said al-Khudri ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Surga dan neraka mengajukan protes. Surga berkata, ‘Ya Tuhanku, kenapa yang masuk ke dalam surga hanya orang-orang yang lemah dan orang-orang kelas gembel?’ Neraka berkata, ‘Ya Tuhanku, kenapa yang masuk ke dalam neraka ini hanya orang-orang yang kejam dan sombong?’ Allah berkata, ‘Surga, engkau adalah rahmatKu yang Aku berikan denganmu siapa saja yang Aku kehendaki. Dan neraka, engkau adalah siksaKu yang Aku berikan denganmu siapa saja yang Aku kehendaki. Setiap masing-masing dari kalian mempunyai penghuni’.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Tamasya ke Surga, hlm. 15)

Kumpulkan pahala berharap surga

Surga adalah tempat yang eksklusif alias hanya disediakan dan diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Tidak semua manusia bisa masuk ke surga. Itu artinya, untuk mendapatkan ‘tiket’ ke surga harus mengikuti syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Sang Pemilik surga itu sendiri. Dan, tentunya Allah Swt. juga berhak dan berkuasa penuh untuk memasukkan manusia ke dalam neraka. Jangan khawatir, Allah Swt. tak mungkin salah dalam mengkalkulasi amalan kita. Catet, Bro.

Bro en Sis, ketika begitu banyak informasi tentang keindahan dan kenikmatan yang ditawarkan surga sebagaimana janji Allah bagi hamba-hambaNya yang beriman, pantas bagi kita untuk segera dengan semangat menjadi pribadi-pribadi yang terbaik dalam iman, ilmu dan amal shalih. Tentu, agar Allah Swt. sayang dan cinta kepada kita semua dan memasukan kita ke dalam surgaNya. Insya Allah.

Kita berharap, berdoa, dan berusaha sekuat mungkin agar kita bisa meretas jalan menuju surga dengan mudah dan sukses. Semoga Allah Swt. menanamkan keimanan dan ketakwaan yang kokoh dalam diri kita sebagaimana yang Allah berikan kepada Muhammad saw. dan para sahabatnya. Semoga Allah menancapkan keberanian yang hebat dalam membela Islam sebagaimana telah Allah tancapkan keberanian membela Islam kepada para pejuang Perang Badar. Semoga Allah memberikan kemenangan kepada dakwah Islam yang kita gelorakan saat ini, sebagaimana kemenangan yang telah Allah berikan kepada Muhammad saw. dan para sahabatnya di setiap peperangan yang dimenangkannya.

Semoga kita menjadi hamba-hambaNya yang pandai bersyukur dan senantiasa gemar melakukan amal shalih. Semua manusia menginginkan surga jika kenikmatannya begitu luas, indah, dan menyenangkan. Tapi, hanya manusia pilihan saja yang bisa meraihnya. Semoga kita adalah manusia pilihan Allah yang bisa menikmati surgaNya. Amin.

Yuk, sebagai anak yang aktif ngaji dan aktif dakwah wajar dong inginkan surga. Karena itu adalah memang janji Allah Swt. untuk mereka yang beriman dan beramal shalih ketika di dunia. Meski kini kehidupan yang kita jalani pahit terasa, insya Allah pada akhirnya akan berbuah manis. Semangat,Bro!
Sumber : http://www.gaulislam.com


Siapa sangka Malaikat Izrail datang ketika bermain Bola



Bergabunglah ke dalam barisan “Penjaga Al Qur`an”

PENJAGAAN AL QUR’AN ADALAH DI DALAM HATI

Seandainya Al Qur’an itu tidak pernah dibukukan, atau seandainya Al Qur’an yang ada di seluruh negeri Islam ini dimusnahkan, hilangkah Al Qur’an dari muka bumi ini?

Tentu tidak! Karena ada para penghafal Al Qur’an yang menjaganya dalam dada mereka. Yang tahu bacaannya kata perkata persis seperti yang pernah diajarkan oleh Rasul mereka.

Kisah ini pernah terjadi di akhir pemerintahan Turki Utsmani. Juga Andalus. Demikian pula Turkistan. Tatkala semua Al Qur’an dibakar dan tak bersisa, yang masih bisa menikmati Al Qur’an itu hanyalah para penghafal Al Qur’an saja. Karena Al Qur’an itu mereka simpan baik-baik di dalam dada mereka. Sementara yang menjaganya dalam bentuk tulisan tapi tidak dalam dadanya meratap-ratap. “Mengapa aku tidak menghafalnya dari dulu?”

Begitu pula ketika pada mujahid ditahan di penjara orang-orang kafir. Mereka tetap bisa berinteraksi dengan Al Qur’an karena mereka menyimpan Al Qur’annya baik-baik dalam dada mereka.

Tapi seandainya para penghafal Al Qur’an ini tidak ada lagi, apakah mush-haf Al Qur’an akan dapat dipahami dan dibaca secara utuh seperti yang diajarkan Rasulullah dahulu? Na’udzu billah min dzalik. jika ini terjadi, hilanglah tradisi keilmuan yang utuh. Seperti yang terjadi di kota-kota besar tatkala orang tidak lagi menjaga Al Qur’an dalam dadanya. Apa yang kurang dari fasilitas? Ada Mush-haf berbentuk buku, ada mush-haf digital, ada kaset murottal dan MP3nya, tapi apa yang dibaca ketika Shalat?

QIYAMULLAIL DAN AL QUR’AN

Qiyamullail artinya berdiri di waktu malam untuk shalat. Pertanyaannya, untuk apa shalat berdiri lama-lama?

Qiyamullail juga dikenal dengan Tahajjud yang artinya bekerja dan berusaha dengan keras. Pertanyaannya, untuk apa Shalat harus disebut bekerja keras dan berlelah-lelah?

Nama lainnya juga Tarawih yang berarti banyak beristirahat di sela-sela shalat. Pertanyaannya, untuk apa beristirahat di sela-sela shalat? Apakah shalat itu demikian beratnya hingga harus istirahat segala?

Pertanyaan ini mengacu pada jawaban yang sama, apapun istilahnya [qiyamullail, tahajjud atau tarawih], shalat malam memiliki karakteristik yang sama, yakni berdiri yang lama. Untuk apa berdiri lama-lama? Allah memberi jawabannya dalam Al Qur’an surat Al Muzzammil ayat 4:

[ورتل القرآن ترتيلا – dan bacalah Al Qur’an itu dengan tartil].

Rasulullah menjelaskan bahwa tartil adalah membaca dengan tadabbur. Jika ada ayat tentang surga, beliau meminta dimasukkan ke dalamnya. Jika ada ayat tentang neraka, beliau meminta perlindungan darinya. Jika ada perintah takbir beliau bertakbir. Jika ada perintah bertabih, beliau bertasbih.

Sedang ‘Ali bin Abu Thalib menjelaskan bahwa Tartil artinya adalah [تجويده ومعرفة وقوفه -membaguskan bacaannya dan tahu tempat-tempat waqaf].

Shalat berlama-lama adalah untuk membaca Al Qur’an. Dan apa yang harus dibaca jika kita tidak hafal? Yang terjadi adalah berputar-putar dari At Takatsur sampai An Naas. Insya Allah itu tetap baik dan mulia. Tapi tidakkah kita berkeinginan memvariasikannya dengan ayat-ayat yang lain?

Inilah kenapa penjagaan Al Qur’an di dalam dada [dengan menghafalnya] menjadi sangat utama. Rasulullah bersabda:

[الذي ليس في جوفه شيئ من القرآن كالبيت الخرب – Orang yang di dalam dadanya tidak ada hafalan Al Qur’an sedikitpun, seperti rumah yang kosong tanpa penghuni]

Bayangkan sebuah rumah yang ditinggalkan penghuninya selama bertahun-tahun. Apa yang akan terjadi? Rumah itu akan ‘menyeramkan’ dan dicap angker oleh orang-orang. Anak kecil pasti takut menginap di rumah seperti itu.

Bagaimana pula dengan hari kita? Mungkin saja ketika orang tidak merasa senang dengan kita,atau hati kita selalu merasa sedih, gundah, cepat marah dan mudah putus asa, adalah karena hati kita seperti sebuah rumah yang kosong. Kita tidak merasa nyaman dalam hati yang kosong itu.

MAKA…

Seorang Syaikh dari Turki, Muhammad Thahhan, ketika berkunjung ke Indonesia pernah menasihati kita semua dengan ungkapannya, “Jangan sia-siakan nikmat Al Qur’an yang ada di tangan anda!” Apakah kita harus menunggu Indonesia seperti Turki dahulu baru kita meratap mencari Al Qur’an? Na’udzubillah min dzalik…

Mari kita mulai dengan menghafalnya, sedikit demi sedikit…. Selangkah demi selangkah…

Setidaknya, jika tidak menghafal semuanya, jangan tinggalkan seluruhnya…

Wallahu A’lam

Sumber : http://rickyfirman.wordpress.com/


*L*O*W*O*N*G*A*N*

Kesempatan ini akan diberikan kepada Semua orang tanpa pengecualian.

Anda hanya perlu membaca dan mengerti.

LOWONGAN UNTUK POSISI :

A. Staff Syurga Dari Awal.

B. Staff Neraka Dari Awal.

C. Staff Neraka temporer Kemudian ditransfer ke Syurga.

Untuk Posisi A: 4 KEUNTUNGAN LUMAYAN:

a. Nikmat kubur.

b. Perlindungan di Padang Mahsyar.

c. Keselamatan Meniti Sirath-al mustaqim.

d. Syurga yang kekal abadi.

WAKTU WAWANCARA/INTERVIEW

Kapan saja secara adhoc mulai dari saat membaca iklan ini.

LOKASI WAWANCARA/INTERVIEW:

Dalam kubur (alam barzakh).

SYARAT:

– Tidak diperlukan ijazah

– Tidak diperlukan pangkat atau sertifikat.

– Tidak perlu bawa harta (yang banyak)

– Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau seksi

Hanya diperlukan bawa dokumen asli Iman dan Amal.

Yang melakukan interview; Mungkar dan Nangkir.

INI NIH BOCORAN PERTANYAAN INTERVIEW (6 Soal)

1. Siapa Tuhanmu ?

2. Apa Agamamu ?

3. Siapa Nabimu?

4. Apa Kitabmu?

5. Dimana Kiblatmu ?

6. Siapa Saudaramu?

CARA MELAMAR:

Tak perlu kemana-mana dan bersusah payah, Anda hanya menunggu jemputan yang berkaliber untuk menjemput anda. Ia akan menjemput anda kapan dan dimana saja (mungkin sebentar lagi), namanya Izrail.

TIPS UNTUK BERHASIL DALAM WAWANCARA TERTUTUP INI:

Hadist Hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal, yang bermaksud;

Sabda Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya! bila jenazah seseorang diletakkan didalam kubur, sesungguhnya jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburan pada saat mereka meninggalkan tempat itu.

Jika mayat itu seorang muslim, maka sholat yang dilakukannya ketika beliau masih hidup akan diletakkan di kepalanya, puasanya diletakkan di sebelah kanannya, zakatnya diletakkan di sebelah kirinya dan amalan kebajikan sedekah, silaturrohim, masalah kebajikan dan ihsan diletakkan diujung kedua kakinya.

Ia akan didatangi malaikat dari bagian kepala, maka sholat itu berkata kepada malaikat: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kanan, maka puasa berkata kepadanya: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kiri, maka zakat berkata kepadanya: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian dia didatangi dari arah ujung kakinya dan berkatalah amal kebajikan: di bahagianku tidak ada jalan masuk.

Maka malaikat berkata kepadanya: Duduklah kamu! Kepadanya (mayat) diperlihatkan matahari yang sudah mulai terbenam, lalu malaikat bertanya kepada mayat itu: Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad SAW) yang kamu dahulu sentiasa berbicara tentang dia, dan bagaimana kesaksian kamu kepadanya? Maka mayat itu berkata: Tinggalkan aku sebentar, aku hendak sembahyang. Malaikat berkata: sesungguhnya engkau akan mengerjakan sholat (boleh saja) tetapi jawab dahulu apa yang kami tanyakan ini. Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad SAW) yang dahulu kamu selalu berbicara tentang dia; dan bagaimana kesaksian kamu kepadanya?

Maka berkata mayat itu: Laki-laki itu Nabi Muhammad SAW dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad SAW itu ialah utusan Allah SWT yang membawa kebenaran dari Allah SWT.

Maka malaikat berkata kepada mayat itu; Demikianlah kamu dihidupkan dan begitu juga kamu dimatikan dan dengan demikian juga kamu dibangkitkan semula di akhirat, Insya Allah.

Kemudian dibukakan baginya satu pintu disyurga, maka dikatakan kepadanya itulah tempat kamu dan itulah janji Allah pada kamu dan kamu akan berada di dalamnya. Maka bertambah gembiralah mayat itu. Kemudian dilapangkan kuburnya seluas 70 hasta dan disinari cahaya baginya.

Wah..Nampaknya pertahanan kita perlu kuat nich…dari semua penjuru (kepala, kanan, kiri dan ujung kaki).

Untuk posisi B:

Tidak diperlukan belajar, gak usah berpikir, hiduplah sesuka anda…Wallahu- a’lam.

Untuk posisi C:

Hanya diperlukan ibadah ala kadarnya (asal ucapin kalimat Tauhid), dan hidup sesuka anda…

Wallahu-a’lam…

Sumber : Melati